Kontribusi PSQ Dan BPMI Dalam Pengembagan Khazanah Ulumul Qur’an serta Pengembangan Kader Mufassir Di Indonesia

16 Agustus 2022

Oleh: Kholifah Rahmawati, dkk

Salah satu program tahunan yang diadakan oleh Perguruan tinggi adalah program Kuliah Kerja Lapangan, atau yang biasa disingkat dengan istilah KKL. Hal tersebut juga dilaksanakan oleh salah satu Perguruan tinggi Islam Negeri yang ada di Pekalongan yaitu UIN KH. Abdurrahman Wahid.

Program tersebut dilakukan guna menambah pengalaman siswa di lapangan terkait dengan mata perkuliahan yang telah diajarkan. KKL biasanya dilaksanakan dalam bentuk tour perjalanan ke berbagai tempat yang terkait dengan program studi masing-masing. Pada Rabu 30 Juni 2022, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir telah melaksanaan KKL ke Jakarta dengan tujuan Pusat Studi Quran (PSQ) dan Badan Pengurus Masjid Istiqlal. KKL tahun ini bisa berjalan dengan lancar setelah dua tahun sebelumnya terkendala akibat pandemic Covid-19.

PSQ adalah lembaga yang memiliki visi untuk membumikan Al-Qur’an di tengah masyarakat yang pluralistik. Salah satu upaya untuk merealisasikan visinya tersebut adalah dengan mengembagkan khazanah Ulumul Qur’an di Indonesia. Pengembangan kajian Ulumul Qur’an ini sangat penting dilakukan guna memenuhi kebutuhan umat atas Al-Qur’an yang sesuai dengan tuntutan zaman. Kajian ulumul Qur’an yang dilakukan PSQ tidak terbatas pada kajian klasik yang bersumber dari kitab-kitab turats ulama klasik, namun sudah merambah pada persoalan kontemporer yang menjadi kebutuhan umat saat ini.

PSQ bekerjasama dengan berbagai media cetak dan elektronik untuk menyebarkan visi dan misi membumikan Al-Qur’an ditengah masyarakat yang majemuk. Bentuk kerjasamanya antara lain dengan Indosiar melalui program Hidup Bersama Al-Quran, program Tafsir Al-Misbah di Metro TV yang tayang selama Ramadhan, program AKSI Indosiar yang tayang selama Ramadhan, program Mutiara Hati di SCTV yang tayang selama Ramadhan, dan berbagai program lainnya.

Terkait dengan pengembangan khazanah ulumul Qur’an di indonesia, PSQ memiliki kontribusi yang cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya program-program yang mendukung untuk pengembangan khazanah ulumul qur’an itu sendiri. Salah satunya adalah program Kajian Membumikan Al-Quran (KMQ). KMQ merupakan kajian rutin yang dilakukan setiap bulan. Kajian ini membahas tema kontemporer dalam dunia Islam. Pelaksanaan kajian ini bertempat di PSQ Kertamukti, lokasi yang sangat strategis karena berdekatan dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta, dan Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta sehingga dapat menjadi magnet bagi civitas akademika untuk hadir pada acara ini.

Dalam ranah kajian ilmiah PSQ juga mengambil peran dengan menerbitkan Jurnal Studi Al-Quran (JSQ). JSQ merupakan jurnal ilmiah yang mengulas berbagai riset di bidang studi tafsir dan ilmu Al-Quran. Tema kajian dalam JSQ bersifat akademis untuk menunjang studi tafsir dan ilmu keislaman lainnya di berbagai perguruan tinggi agama Islam maupun lembaga-lembaga studi Al-Quran di tanah air. Target 10 edisi dalam lima tahun. Selain menerbitkan jurnal, PSQ juga menerbitkan buku kajian keislaman. Berbeda dengan jurnal yang bersifat akademik, buku-buku keislaman diterbitkan dengan bahasa yang lebih ditujukan ke pembaca umum. Buku yang diterbitkan juga tetap mengacu pada visi dan misi PSQ yakni membumikan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat yang majemuk. Penerbitan buku dilakukan oleh penerbit Lentera Hati yang sudah cukup terkenal dalam penerbitan buku-buku kajian keislaman, khususnya menerbitkan karya dari Prof. Dr. Quraish Shihab.

Selain peranya dalam membumikan khazanah ulumul Qur’an di Indonesia. PSQ juga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya kaderisasi ulama tafsir di Indonesia. Hal ini terbukti dari beberapa program yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut dalam membentuk kader-kader ulama tafsir. Misalnya adalah program Daurah Bidayatul Mufassir (DBM). Program Daurah Bidayatul Mufassir (BDM) atau yang berarti Pelatihan Mufassir Pemula merupakan program kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, khususnya jurusan yang berkaitan dengan kajian Islam dan Al-Quran.

Program pelatihan mufassir pemula yang diselenggarakan oleh PSQ biasanya dimanfaatkan oleh beberapa Perguruan tinggi khususnya pada jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk memberi kesempatan pada anak didiknya guna mendapatkan pengalaman lapangan atau yang biasa disebut dengan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan). Seperti yang pernah dilakukan oleh IAIN Pekalongan pada tahun 2017 dan beberapa tahun sebelumnya, dengan mengadakan kerjasama dengan PSQ sebagai untuk penempatan PPL mahasiswanya. Dalam program ini, mahasiswa akan tinggal dan belajar selama dua pekan atau satu bulan di PSQ untuk mendapatkan pemahaman seputar studi Al Quran dari para Dewan Pakar PSQ. Selain pembelajaran dalam kelas, program ini juga menawarkan praktik yang dilakukan dalam lingkup PSQ maupun jejaringnya.

Disamping itu, PSQ jaga mengadakan program pelatihan yang lebih intensif dan bergengsi karena menyasar para akademisi yang fokus dalam kajian tafsir dan ulumul Qur’an di Indonesia. Program yang dimaksud adalah Pendidikan Kader Mufassir (PKM). Program ini merupakan pelatihan dan pendampingan riset bagi mahasiswa S2 dan S3 yang sedang menyelesaikan tesis/disertasi di bidang kajian tafsir dan ilmu-ilmu Al-Quran. Program ini bertujuan melahirkan mufassir yang mumpuni serta mampu menghasilkan karya untuk kemaslahatan umat. PKM cukup banyak diminati karena menawarkan fasilitas pendukung berupa penjaminan biaya selama masa pendidikan yang meliputi; Pembiayaan/beasiswa ini meliputi living cost, biaya program, biaya operasional serta biaya bantuan buku/referensi. Program tersebut dilaksanakan selama enam bulan dengan target peserta 200 orang dalam lima tahun atau 40 peserta tiap angkatan.

Selain PKM terdapat juga program Pesantren Pasca-Tahfidz Bayt Al-Quran yang juga menawarkan beasiswa selama masa pendidikan. Program Pesantren Pasca Tahfidz adalah sebuah program yang dikhususkan bagi santri yang sudah hafal Al-Quran 30 Juz. Peserta/santri program ini mendapatkan pendidikan dalam bidang tafsir serta kajian keislaman lainnya serta bekal pengembangan diri termasuk dalam bidang entrepreneurship. Program ini berlangsung selama enam bulan untuk setiap angkatan, dengan peserta 30 santri yang telah diseleksi dari berbagai daerah di Indonesia. Program ini full beasiswa mulai dari keberangkatan dan kepulangan, selama pelaksanaan program yang meliputi biaya hidup, biaya program, bahan ajar termasuk buku serta pembekalan bidang kewirausahaan. Target peserta 600 orang dalam lima tahun > 120 peserta/tahun > 60 peserta/angkatan.

Dari beberapa program yang dilaksanakan oleh PSQ kita dapat melihat bahwa lembaga tersebut memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam upaya pengembangan khazanah Ulumul Qur’an serta pengkaderan ulama tafsir di Indonesia. Hal ini sudah sepatutnya dilakukan mengingat PSQ sebagai lembaga yang menjadi pusat kajian Al-Qur’an, sudah seharusnya memiliki peran aktif dalam pengembangan kajian Al-Qur’an sekaligus menyumbang sumber daya Ulama tafsir di Indonesia. Konsentrasi pada dua hal tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung keberlangsungan moderasi agama yang ada di Indonesia. Karena pengebangan kajian Al-Qur’an yang moderat dalam khazanah Ulumul Qur’an akan sulit dilakukan jika tidak dibarengi sumberdaya yang berprinsip moderat pula.

Jika membahas permasalahan moderasi agama, dan upaya untuk merealisaikanya di Indonesia kita juga bisa melihat program yang dilaksanakan oleh BPMI (Badan Pengurus Masjid Istiqlal). Program tersebut adalah Program Pendidikan Kader Ulama (PKU) dan PKU Perempuan (PKUP) Masjid Istiqlal. PKU dan PKUP dilaksanakan melalui kerjasama dengan PTIQ Jakarta dan dibiyayai oleh beasiswa LPDP. Program ini bertujuan melahirkan kader ulama yang berakhlak mulia dan berpandangan moderat sehingga dapat menjadi rujukan umat, baik tingkat lokal, nasional maupun internasional serta menguasai khazanah Islam klasik dan ilmu pengetahuan modern dari berbagai disiplin sehingga mampu menjawab isu-isu kontemporer.

KH Nasaruddin Umar selaku imam besar di Masjid Istiqlal mengtakan bahwasanya bagsa Indonesia membutuhkan kehadiran para ulama-ulama yang profesional, moderat dan berwawasan luas guna merawat kerukunan dalam pluralitas bangsa. Beliau juga mengungkapkan bahwasanya ulama yang dicetak di Masjid Istiqlal diharapkan bisa menjadi solusi bagi permasalahan di tingkat nasional maupun internasional. "Ulama yang akan dilahirkan sesuai dengan kurikulum yang dibuat sedemikian rupa oleh para pakar, diharapkan bisa melahirkan pemimpin-pemimpin umat yang berkapasitas (dalam) melayani kepentingan nasional, tapi juga internasional."

Program yang diagendakan oleh BPMI ini menjadi salah satu pintu masuk penyemaian kader-kader ulama tafsir yang profesional dan dan moderat di Indonesia. Mengingat program ini juga bekerjasama dengan PTIQ Jakarta yang memang konsern di bidang studi Al-Qur’an. Dengan berbagai program yang dicanangkan oleh PSQ dan juga BPMI diatas di harapkan mampu merealisasikan pengembagan khazanah keilmuan Al-Qur’an serta pengembangan kader mufassir di Indonesia.

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree